Seharusnya tanpa bintang, karena tanpa bintang tidak bisa diposting, saya beri satu bintang. Pelayanan sangat tidak baik, kasar, ketus, jutek, terutama di lantai 2. Rumah sakit sebesar itu, musholanya hanya 1x1m saja (sangat kecil). Dokter Andrew Lim, dokter spesialis mata, menurut adik saya yang operasi katarak dengan satu mata diganti lensa normal (MYR3700) dan satu mata lensa progresif (MYR6000), saat operasi, matanya tidak dibius, sehingga dia kesakitan selama operasi berlangsung. Ketika dia beristighfar, dokternya marah-marah, menyuruh diam.. diam (seperti anak kecil saja). Untuk hasil, sejauh ini, mata adik saya baik dan hasilnya bagus. Saya tidak ingin kembali lagi ke Island Hospital.

Saya pergi ke Island Hospital pada Juli 2019 untuk memeriksa mata kanan saya yang mengalami Retina Berdarah dan telah disuntik Avastin sebanyak 4 kali. Dokter Andrew Lim mengatakan, tidak bisa disuntik berkali-kali, harus dengan Laser. Saya setuju dan beliau juga menawarkan untuk mengoperasi Katarak saya. Saya setuju juga. Kemudian setelah 1 minggu, mata kanan saya menjadi lebih buruk, lalu saya bertanya kepadanya, beliau mengatakan hanya mengoperasi Katarak. Jadi saya sangat kecewa, saya pergi ke Penang untuk menyembuhkan mata kanan saya dan hanya mendapatkan Operasi Katarak, yang bukan niat saya! Jadi saya harus disuntik Avastin LAGI di Jakarta. Tidak ada jawaban tertulis dari Rumah Sakit meskipun saya mengeluh tentang hal itu.

Dokter mata Dr. Andrew Lim adalah Dokter yang sangat baik & luar biasa. Beliau meluangkan waktu bersama pasien untuk menjelaskan dengan baik mengenai masalah yang dihadapi pasien. Seorang ahli bedah yang sangat baik, terutama untuk implan katarak. Ibu saya yang sebelumnya buta total 100% pada satu mata & hanya 50% pada mata lainnya karena katarak, kini kondisinya sangat baik. Sangat direkomendasikan.

Gedung rumah sakitnya baru, bersih, modern. Perawat, staf, dan dokter ramah. Ibu saya mengunjungi Dokter Andrew (Spesialis Mata) untuk pemeriksaan pertama, total biaya kami 649RM termasuk obat-obatan. Konsultasi itu sendiri seharga 290RM. Pemeriksaannya banyak, tekanan mata optik, funduskopi, dll. semuanya berjumlah 649RM. Untuk penggantian biaya asuransi, jika Anda memerlukan dokter untuk mengisi formulir, dikenakan biaya tambahan 50RM. Dan untuk hasil pemeriksaan, Anda hanya bisa memintanya melalui email karena mereka tidak mencetak salinan fisik. Kerugiannya adalah untuk biaya asuransi, Anda dikenakan biaya tambahan untuk pengisian formulir. Dan, saat menunggu, tidak ada nomor antrean sehingga kami tidak tahu kapan giliran kami atau berapa lama waktu yang dibutuhkan, dan mereka memanggil Anda dengan suara pelan. Tidak bisa dikatakan hal yang sama untuk pasien rawat inap.

Saya mengantar ibu saya ke dokter mata dr. Andrew, kami adalah antrian nomor pertama. Namun, pasien lain dipanggil lebih dulu. Ketika saya bertanya kepada perawat di bagian pemeriksaan, dia menyuruh menunggu karena hasil pemindaian mata belum ada. Saya bertanya balik, bagaimana bisa dipanggil jika hasilnya belum ada. Perawat itu membentak, 'Tanya perawat di depan.' Saya pergi ke depan untuk bertanya, dan mereka tidak dapat menemukan arsipnya. Saya kembali ke perawat bagian pemeriksaan, yang mengatakan arsipnya tidak ada. Perawat itu menjadi marah, bersikeras ada, dan pergi ke depan untuk mencarinya. Ternyata tidak ada. Baru setelah sekitar 10 menit, ibu saya dipanggil untuk pemindaian mata. Saya ingin mendampingi, tetapi tidak diizinkan. Ibu saya kemudian memberi tahu bahwa kepalanya didorong dan ditekan, dan perawat itu berkata, 'Tangan saya sakit memegang kepala ibu Anda.' Apakah ini berarti tangannya memukul kepala ibu saya begitu keras sampai sakit? Jika dia tidak memukul/menekan terlalu keras/mendorong dengan kuat, tangannya tidak akan sakit – itu logis. Saya tidak menyaksikannya sendiri, tetapi saya tidak dapat menerima perlakuan kasar seperti itu. Ibu saya berusia 72 tahun, pendengarannya buruk, penglihatannya buruk, dia tidak mengerti bahasa asing, dan dia pernah menjalani operasi kepala. Orang yang bekerja di bidang medis seharusnya memiliki rasa kemanusiaan. Saya tidak tahu nama perawatnya, tetapi saya bisa menggambarkannya sebagai wanita, keturunan India/Melayu. Semoga Anda menuai apa yang Anda tabur. Kepada pihak rumah sakit, jika tidak ada perbaikan dalam sumber daya manusia, Anda akan kehilangan pasien Anda. Saya mendesak semua pasien di dunia, jika Anda mengalami hal ini, lawanlah. Anda membutuhkan pengobatan, tetapi Anda juga membayar. Saya membayar uang bukan agar orang tua saya diperlakukan kasar. Ingat ini, RS Island Hospital.