Saya saat ini masih berada di Bukit Tinggi Medical Centre, dan pengalaman saya di sini sungguh membuat frustrasi dan berkecil hati. Awalnya saya mencari pertolongan medis karena nyeri hebat pada lutut dan pergelangan kaki akibat kecelakaan, memilih rumah sakit ini karena lokasinya yang dekat dengan tempat tinggal saya. Namun, kelanjutan rawat inap saya hanya memperburuk kekecewaan saya terhadap tingkat perawatan yang diberikan. Setibanya di rumah sakit, saya berkonsultasi dengan Dr. Benjamin, yang merekomendasikan rawat inap dan MRI untuk menyingkirkan kemungkinan adanya kondisi serius yang mendasarinya. Konsultasi saya dengannya berlangsung pukul 16.00, tetapi baru pukul 19.00 asuransi saya akhirnya disetujui. Penantian yang lama ini sudah membuat saya merasa tidak puas, tetapi sayangnya, masalah terus berlanjut. Sejak awal, saya sudah menjelaskan kepada para perawat dan staf bahwa saya memiliki riwayat traumatis dengan pemindaian MRI dan meminta sedasi atau anestesi umum untuk prosedur tersebut. Meskipun mereka meyakinkan bahwa mereka menyadari kekhawatiran saya dan akan memberikan sedasi, saya belum menerima bantuan apa pun terkait hal ini. Saya berulang kali menegaskan bahwa dosis standar 5mg tidak akan efektif bagi saya dan secara spesifik meminta kehadiran seorang ahli anestesi. Sangat disayangkan, permohonan saya seolah tidak didengar. Menambah frustrasi saya, rumah sakit terus menunda jadwal janji temu MRI saya. Awalnya dijadwalkan pukul 21.30, tetapi waktu tersebut terus diundur berulang kali hingga dijadwalkan ulang untuk besok pagi. Penjadwalan ulang yang konstan ini tidak hanya menyebabkan tekanan yang signifikan tetapi juga mengakibatkan hari yang terbuang sia-sia tanpa menerima informasi apa pun tentang rencana pemulihan saya. Saya harus berulang kali menanyakan status prosedur saya, yang memakan waktu dan tidak dapat diterima dalam hal perawatan pasien. Pagi ini, saya harus proaktif mencari informasi tentang prosedur saya yang akan datang dan menemukan bahwa sedasi saya tidak akan ditanggung. Kenyataan ini mengejutkan, karena dokter secara keliru mencatat bahwa saya mengalami fotofobia, meskipun saya sudah menjelaskan secara eksplisit kebutuhan saya akan sedasi karena pengalaman traumatis di masa lalu. Saya menyampaikan ketidakpuasan saya kepada departemen layanan pelanggan, tetapi sayangnya, mereka tidak membantu dan tidak responsif, gagal memberikan resolusi apa pun atau menangani kekhawatiran saya secara memadai. Mengingat pengalaman saya yang terus berlanjut, saya dapat dengan yakin menyatakan bahwa saya tidak akan pernah menginjakkan kaki lagi di Bukit Tinggi Medical Centre. Meskipun ada potensi perawatan medis yang sangat baik dari dokter yang kompeten, manajemen, layanan pelanggan, dan keramahan secara keseluruhan di rumah sakit ini masih jauh dari memuaskan. Para staf secara konsisten menunjukkan sikap kasar dan kurang hormat terhadap pasien. Kelanjutan rawat inap saya di sini hanya memperdalam kekecewaan dan penyesalan saya dalam memilih rumah sakit ini untuk perawatan saya.